Selasa, 31 Januari 2012

GEBYAR LOMBA CEPAT TEPAT BERBASIS IT 2012

Banyuwangi. Gebyar Lomba Cepat Tepat Berbasis Informasi Teknologi (IT) 2012 secara resmi dibuka Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Pendapa Sabha Swagata Blambangan, kemarin (hari Selasa, 31 Januari 2012). Peserta sebanyak 572 siswa SD/MI se Banyuwangi mengikuti lomba yang baru pertama digelar di Bumi Blambangan.
      Lomba tersebut dilaksanakan untuk mendukung program dari Pemkab Banyuwangi yakni terwujudnya Banyuwangi Cerdas.”Sejak usia dini anak perlu dikenalkan teknologi sehingga bisa meningkatkan kemampuannya”, k ata Drs. Hamami, Kabid TK/SD Dinas Pendidikan Banyuwangi.
      Bupati Abdullah Azwar Anas memberikan apresiasi dengan lomba ini. Menurut Bupati, lomba ini sangat berguna untuk kemajuan pendidikan yang ada di Banyuwangi. Diharapkan lomba seperti ini rutin diadakan tiap tahun. “Selamat berlomba dan terus tingkatkan kemampuan serta rajin belajar”, pesan Bupati Anas.
      Dalam lomba Cepat Tepat Berbasis IT kemarin juga disertakan pengumuman 100 besar nominator lomba Gerakan Gemar Membaca yang digelar pada hari Minggu, 22 Januari 2012 lalu. “Peserta yang masuk 10 besar GGM mendapatkan Tropy, tabungan, piagam, serta bingkisan buku. Hadiah dapat diambil di kantor Dinas Pendidikan Banyuwangi”, kata Drs. Hamami.
      Adapun nominator peserta lomba Cepat Tepat Berbasis IT 2012 sebanyak 40 peserta berikut ini harus mengikuti babak final yang dilaksanakan hari Kamis, 2 Pebruari 2012 di Aula Kantor Dinas Pendidikan Banyuwangi mulai jam 08.00 sampai selesai. Peserta diwajibkan membawa laptop/notebook dan modem serta kabel koneksi ke jala-jala PLN. Daftar nominator Lomba Cepat Tepat Berbasis IT 2012, sebagai berikut:
No   No Peserta   Kecamatan              No   No Peserta   Kecamatan
  1          568          Licin                      21         392          Kabat
  2          500          Genteng                22         295          Banyuwangi
  3          388          Kabat                    23         291          Banyuwangi
  4          382          Kabat                    24         286          Banyuwangi
  5          469          Glenmore              25         517         Genteng
  6          527          Tegalsari               26         493         Genteng
  7          473          Glenmore              27          476         Glenmore
  8          439          Licin                      28         468         Glenmore
  9          381          Kabat                    29         466         Glenmore
10          379          Kabat                    30         391         Kabat
11          273          Banyuwangi           31         380         Kabat
12          509          Genteng                 32         292         Banyuwangi
13          499          Genteng                 33         285         Banyuwangi
14          480          Glenmore               34         276         Banyuwangi
15          479          Glenmore               35         270         Banyuwangi
16          478          Glenmore               36         270         Banyuwangi
17          477          Glenmore               37         219         Banyuwangi
18          470          Glenmore               38         504         Genteng
19          498          Genteng                 39         440          Licin
20          492          Genteng                 40         280          Banyuwangi


Selasa, 24 Januari 2012

Lomba Cepat Tepat Berbasis IT 2012 Memperebutkan Trophi Bupati Banyuwangi

      Lomba Cepat Tepat Berbasis IT ini akan dilaksanakan hari Selasa, 31 Januari 2012 bertempat di Pendapa Saba Swagata Blambangan. Sasaran kegiatan ini adalah memberikan pelatihan kepada siswa/siswi SD/MI kelas VI se kabupaten Banyuwangi untuk mengenal dunia maya. Dengan demikian lulusan SD/MI tahun ini sudah lebih siap untuk memasuki dunia pendidikan setingkat SMP yang berstatus RSBI. Salah satu kriteria memasuki RSBI adalah mampu mengoperasikan komputer. 
      Melalui ajang Lomba Cepat Tepat Berbasis IT yang memperebutkan trophi Bupati Banyuwangi ini secara tidak langsung mengajak seluruh komponen penyelenggara pendidikan SD/MI di kabupaten Banyuwangi untuk membekali peserta didiknya untuk mengenal pengoperasian komputer dan dunia maya. Soal yang dikemas menggunaan software canggih berbasis web ini akan ditampilkan secara acak baik nomor urut soal maupun opsi jawaban soal. Sehingga soal yang akan ditampilkan untuk masing-masing siswa akan berbeda-beda. Manakala soal yang ditampilkan sama, maka opsi jawaban yang terpampang di layarpun akan berbeda. Soal untuk lomba ini dipilih tipe pilihan ganda sebanyak 50 item soal dengan komposisi 20 item soal Bahasa Indonesia, 15 item soal Matematika, dan 15 item soal IPA yang kesemuanya sesuai dengan kisi-kisi UN SD/MI 2012.
      Bagi teman-teman pemerhati pendidikan yang berkeinginan belajar membuat soal interaktif berbasis web ini dapat kami layani dalam bentuk pelatihan secara langsung ataupun pelatihan melalui tutorial ebook. Setiap peserta pelatihan akan diberikan softwarenya dan dilatih untuk membuat soal-soal dengan 9 tipe yang ada. Yang berminat bisa kirim email pada hudori.drs@gmail.com atau hudorie@yahoo.com. 
      Untuk lebih jelasnya silahkan disimak persyaratan dan teknik pelaksanaan lomba seperti uraian berikut ini.  



LOMBA CEPAT TEPAT BERBASIS IT

PERSYARATAN:

1.    Siswa SD/MI kelas VI se Kabupaten Banyuwangi.
2.    Mengisi Formulir pendaftaran yang direkomendasi Ka. UPTD Pendidikan setempat.
3.    Membawa Laptop sendiri (bukan Notebook) yang memiliki fasilitas CD/DVD Player, Wifi.
4.    Peserta disarankan membawa Modem USB sendiri untuk antisipasi overload akses data via internet, karena keterbatasan hotspot wifi yang tersedia di area lomba.
5.    Peserta diharapkan membawa kabel sambungan sendiri untuk mencapai stop kontak PLN yang tersedia dan terbatas.
6.    Kontribusi tiap peserta Rp. 15.000,00 (lima belas ribu rupiah)

MEKANISME PELAKSANAAN:
1.    Tiap peserta diberikan CD materi pada saat daftar ulang di tempat pelaksanaan lomba (Pendopo Saba Swagata Blambangan).
2.    Materi lomba dapat didownload langsung pada website yang akan disampaikan pada saat menjelang pelaksanaan lomba.
3.    Materi lomba tipe Pilihan Ganda dengan cara memilih satu jawaban yang paling benar yang terdiri dari 20 soal Bahasa Indonesia, 15 soal Matematika, dan 15 soal IPA (sesuai kisi-kisi UN SD 2012), yang akan ditampilkan secara acak baik nomor urut materi maupun opsi jawaban juga ditampilkan acak.
4.    Lomba dimulai membuka materi secara bersamaan dengan mengisi data: Nomor Peserta, Nama Peserta, Nama Sekolah dan Kecamatan.
5.    Interval waktu lomba dibatasi secara otomatis maksimal 120 menit dan bagi yang telah menyelesaikan soal akan diberi skor secara otomatis. Selanjutnya data identitas dan skor perolehan akan dikirim ke email panitia, jika laptop yang dipakai peserta sudah terhubung ke internet.
6.    Dari babak penyisihan akan diambil 20 peserta terbaik dan tercepat dalam menyelesaikan 50 soal lomba untuk mengikuti babak Final.
7.    Peserta babak final harus terhubung ke internet dan masuk pada web lomba yang telah dipersiapkan panitia.
8.    Peserta diberi batasan waktu untuk menyelesaikan 15 soal babak final campuran yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 5 soal isian.
9.    Dari Babak Final akan diambil Juara 1 sampai 10.
10.  Semua peserta akan diberikan piagam penghargaan sebagai peserta.
11.  Keputusan dewan juri bersifat final dan mengikat serta tidak dapat diganggu gugat.

                                                                                                            Panitia
NB.
Bagi Anda yang ingin mendapatkan kisi-kisi yang digunakan untuk materi Lomba Cepat Tepat 
Berbasis IT ini (nomor berwarna merah) silahkan download Bahasa Indonesia disini, IPA disini
dan Matematika disini
Sedangkan persyaratan dan mekanisme pelaksanaan dapat didownload disini.  


Minggu, 15 Januari 2012

Pendidikan Karakter dipertaruhkan dalam Kejujuran Ujian Nasional (UN)


Gema Pendidikan Karakter tersiar di seluruh pelosok negeri, sebentar lagi akan dipertaruhkan dalam kejujuran Ujian Nasional. Mungkin terlalu sempit atau bisa jadi dianggap sangat tidak  berdasar kalau kita katakan bahwa kecurangan yang dilakukan dalam pelaksanaan Ujian Nasional menjadi indikator ketidakjujuran pendidikan kita. Namun, tidak salah, bila dijadikan sebagai salah satu indikator. Karena masih banyak unsur atau elemen lain yang bisa dijadikan indikator. Bila kita benar-benar jujur, maka kecurangan yang dilakukan oleh siswa, guru, kepala sekolah maupun para pengambil kebijakan pendidikan dengan manipulasi nilai Ujian Nasional tersebut, adalah sebuah bentuk ketidakjujuran tersebut. Sekolah sebagai salah satu basis atau learning center of honesty, selama ini sudah kehilangan makna kejujuran.
Banyak pihak tak setuju ada ujian nasional. Bukan karena takut ujian, melainkan mensinyalir pelaksanaan ujian nasional sering kali dinodai serangkaian ketidakjujuran. Ketidakjujuran itu bisa berupa mencontek antar siswa atau tindakan yang justru difasilitasi sekolah. Memang betul ujian nasional bukan satu-satunya syarat kelulusan. Namun tanpa lulus ujian nasional, dijamin siswa tak lulus.
Mulai tahun 2003 Ujian Nasional diberlakukan (untuk jenjang sekolah dasar dimulai tahun 2012), sering kita melihat atau mendengar adanya makelar jawaban, jual beli soal, pencurian soal. Dan tidak sedikit juga siswa yang bunuh diri, frustasi, serta dampak psikologis siswa/siswi yang tidak lulus Ujian Nasional. Selain itu, penyelenggaraan Ujian Nasional sebagai penentu kelulusan juga menjadi momok menakutkan bagi siswa/siswi kelas 6 SD, kelas 9 SLTP maupun kelas 12 SLTA. Hal ini tidak hanya bagi siswa, pihak sekolah juga mengalaminya. Apalagi standar pendidikan kita yang belum merata, sehingga Ujian Nasional merugikan siswa dan pihak sekolah. Akibatnya pihak sekolah juga dapat berperan dalam kecurangan pendidikan itu.
Sejak Ujian Nasional diberlakukan, banyak permasalahan yang terjadi. Semisal, Ujian Nasional yang mengerdilkan peran guru di sekolah karena dianggap tidak mampu memberikan kelulusan. Juga moral siswa, serta adanya anggapan yang meremehkan mata pelajaran yang tidak ikut diujiankan dalam Ujian Nasional, hingga kecurangan-kecurangan yang terjadi pada saat ujian. 
Ujian nasional adalah investasi yang mahal. Alur panjang mulai dari penyusunan soal, pencetakan soal, pendistribusian soal, penilaian sampai kepada supervisi memerlukan biaya besar. Di satu sisi Ujian Nasional juga telah bergeser fungsinya dari sekedar ujian untuk mengukur prestasi menjadi ujian untuk mengukur kejujuran. Baik untuk siswa, kepala sekolah, guru, orang tua dan dinas pendidikan.
Jujur adalah bibit unggul. Percuma baik tetapi tidak unggul. Ibarat padi, dia bisa dipanen dan dikonsumsi, tetapi kalau tidak unggul dia hanya mandeg sampai dikonsumsi saja. Tetapi kalau unggul dia masih bisa dijadikan bibit lagi untuk menghasilkan butiran-butiran padi yang lain. Karenanya jangan gadaikan Ujian Nasional dengan sikap tidak jujur. Nilai kejujuran bisa dinilai dari pemahaman pada setiap diri yang tersangkut dalam Ujian Nasional. Apakah pendidik sudah mengajar dengan baik? Apakah bahan yang diajarkan telah memenuhi standar dan berkualitas? Apakah sarana dan prasarana sekolah telah dimanfaatkan dengan maksimal? Apakah siswa telah belajar dengan sungguh-sungguh, memahami materi dan mampu mengerjakan soal dengan baik?
Jika semua pihak bisa introspeksi diri dengan usaha yang telah dilakukan maka itulah takaran yang sesungguhnya. Hasil Ujian Nasional yang dicapai menunjukkan sejauh mana pihak yang terkait telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara benar. Kini Ujian Nasional bisa dijadikan tolok ukur kejujuran suatu bangsa. Bangsa yang jujur akan menghasilkan masyarakat yang jujur. Masyarakat yang jujur akan menghasilkan pemimpin yang jujur yang tentu dipilih oleh rakyat yang jujur.
Ujian Nasional tahun ini tinggal menghitung bulan atau hari, hampir setiap sekolah memadatkan pembelajaran atau memberikan les pada siswa jauh sebelum pelaksanan ujian nasional. Itu sebagai persiapan agar siswa terbiasa mengerjakan soal-soal ujian nasional.
Kemudian, menjelang ujian nasional, beberapa sekolah "menginfus" siswa dengan mengadakan doa dan tahajud bersama. Langkah itu untuk menambah dorongan spiritual dan ketenangan ketika mereka mengerjakan soal ujian.
Ternyata di lapangan, banyak sekolah kurang mantap dengan hanya melakukan dua hal itu. Maka mereka membuat tim (Tim sukses Ujian Nasional) untuk mendukung kelulusan berdasarkan nilai minimal. Tim itu berupaya agar setiap siswa peserta ujian mendapatkan nilai minimal 5,5 untuk setiap pelajaran. Jika target itu tercapai berarti kerja tim dianggap sukses.
Tahun kemarin kita dikagetkan berita mengenai aduan “menyontek massal” yang dilakukan suatu sekolah saat Ujian Nasional berlangsung. Dan tahun sebelumnya di Medan, Komunitas Air Mata Guru (KAMG) menemukan bahwa sebelum ujian negara (ujian nasional) dilakukan, naskah soal sudah beredar di mana-mana. Dengan kata lain, terjadi kecurangan dengan membocorkan naskah soal Ujian Nasional. 
Keberanian Alif dan Siami, ibu kandung Alif, melaporkan adanya menyontek massal tersebut justru berujung petaka. Siami dicerca dan diusir masyarakat dari rumahnya, hingga harus mengasingkan diri. Masyarakat dan pihak sekolah tidak terima atas adanya aduan tersebut karena bisa merusak nama baik sekolah dan sekaligus bisa membuat Ujian Nasional di sekolah tersebut harus diulang.
Pemerintah bertindak cepat dengan memeriksa dugaan tersebut, dan hasilnya dinyatakan tidak terbukti ada tindakan menyontek massal. Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh menegaskan tidak ada peristiwa mencontek massal di Sekolah Dasar Negeri Gadel II, Surabaya, Jawa Timur. Bapak Muhammad Nuh memiliki sejumlah bukti tidak ada insiden atau mobilisasi pencontekan massal dalam Ujian Nasional yang digelar 10 – 12 Mei 2011. Silahkan baca VivaNews untuk mengingat kembali peristiwa di atas, klik disini .
Sayang sekali kita lebih suka menjadi bangsa yang tidak jujur atas kondisi diri sendiri. Kita tidak mau jujur bahwa masih banyak persoalan terkait Ujian Nasional yang diseragamkan untuk seluruh sekolah di Indonesia, sementara kualitas pendidikan di setiap daerah berbeda-beda. Bagaimana menyamakan pendidikan di Jakarta dengan Papua? Kita ingin semua kualitasnya sama, namun kita tidak memiliki kesungguhan untuk membuat semua sekolah di Indonesia setara kualitasnya. Jelas sekali, sangat kasat mata, perbedaan kualitas pendidikan di Jakarta dengan Papua, sebagai contoh yang sangat ekstrem.
Saat ini, kejujuran sangat sulit ditemukan. Baik di kalangan pemerintah, maupun lingkungan sekolah (pendidikan). Ketidakjujuran sering dipertontonkan kepada publik, seperti pemerintah yang korupsi dan tidak jujur dalam menjalankan tugasnya. Di lingkungan pendidikan ketidakjujuran  juga sering kita temui. Sepertinya nilai kejujuran dalam dunia pendidikan masih menjadi sesuatu yang amat mahal. Kejujuran mudah dikatakan, tetapi sangat sulit diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Mengingat bahwa siswa merupakan calon agen pembaharu (agent of change) yang akan berperan membawa perubahan-perubahan konstruktif bagi negeri ini, hendaknya makna pendidikan jangan menyempit, hanya dinilai dengan angka. Namun pendidikan  penting melihat aspek secara keseluruhan. Karena kejujuran dalam bertindak sangatlah diperlukan. Terlebih lagi kejujuran dalam pelaksanaan Ujian Nasional. Karena kejujuran yang didapatkan oleh generasi bangsa ini sangat mempengaruhi kondisi bangsa ke depan. Inilah sebenarnya penerapan pendidikan yang berkarakter itu.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan berbangsa. Adapun tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dari tujuan pendidikan tersebut, kita hendaknya menyadari betul bahwa kejujuran merupakan salah satu unsur kekuatan spiritual, akhlak mulia, serta kepribadian sangat dibutuhkan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam rangka membangun bangsa. Pendidikan seharusnya menyemai benih kejujuran bukan menyemai benih kemunafikan, kecurangan, dengan cara instant yaitu melalui Ujian Nasional. Sebab pendidikan seharusnya membangun fondasi moral bangsa.
Kalau dalam Ujian Nasional terdapat kebohongan hal itu justru akan menjadi boomerang. Kualitas pendidikan dan lulusan akan menjadi taruhan. Karena hasil itu adalah semu dan rekayasa, inilah hasil Pendidikan Karakter yang ditanamkan di sekolah akan dipertaruhkan dalam Kejujuran Ujian Nasional mendatang.
Akhirnya, jangan kotori Ujian Nasional dengan sikap tidak jujur. Jangan nodai pendidikan Indonesia dengan sikap tidak jujur. Kejujuran Ujian Nasional adalah investasi yang mahal untuk mencetak generasi bangsa yang bermartabat. Sedikit saja dimasuki “kotoran” maka kualitasnya akan tercemar. Kejujuran perlu dijaga kemurnian dan dilestarikan selamanya terutama dalam Ujian Nasional.  Bagaimana mau memberantas korupsi kalau kecurangan diawali dari masa pendidikan di Sekolah. Mari para pendidik, teman teman guru, kita meneladani Sosok Rasulullah Muhammad SAW sebagai Guru Peradaban Dunia dalam menyikapi Ujian Nasional mendatang.

Sumber:
Suara Merdeka
Viva News
medan bisnis daily
cahyadi-takariawan.web.id
Dunia Esai

Sabtu, 14 Januari 2012

Membuat Soal Interaktif Dengan Wondershare Quiz Creator


Wondershare Quiz Creator  merupakan software aplikasi instan pembuat quiz sederhana, bahkan  tampilannya bisa diatur supaya nggak bosan pada saat quiz yang kita buat. Ternyata quiz tersebut bisa dibuat dalam bentuk flash, berbasis web, ppt dan exe yang lumayankan buat bikin event-event di sekolah.
Software ini sebenarnya berbayar namun anda tidak usah khawatir saya sudah menyertakan serialnya sehingga anda bisa menggunakannya secara free. Petunjuk penginstallan ada bersamaan dengan softwarenya.
Quiz ini dapat dijalankan dengan Mozilla, Opera, Internet Explorer dan Google Chrome
Macam-macam quiz yang dapat dibuat:
  • True/False
  • Multiple Choice
  • Multiple Response
  • Fill In The Blank
  • Matching
  • Sequence
  • Word Bank
  • Clik Map
  • Short Esay